Toyota Prius : Stop dan Start Secara Otomatis

Toyota Prius : Stop dan Start Secara OtomatisKetika pedal pedal gas dibebaskan, indikator "CHG" memperlihatkan pengisian dalam waktu singkat. Selanjutnya, bila pedal rem ditekan, garis pengisian penuh dan bergerak dengan cepat. Kondisi ini mengindikasikan sistem “brake energy regenerative” Prius bekerja.
Sebenarnya, pada kondisi seperti tiu, tidak hanya pemulihan energi yang dilakukan mobil full hybrid ini. Mesin juga menghemat tetes demi tetes bensin. Sebagai contoh, bila berhenti di lampu merah atau merayap di kemacetan, mesin tidak diijinkan hidup selama energi di batere masih ada.

Namun begitu, lalu lintas longgar, pengemudi ingin melaju pada kecepatan di atas 60 km/jam, mesin bensin berkapasitas 1,8 liter yang mampu menghasilkan tenaga maksimum 98PS @ 5.200 rpm, start atau bekerja seara otomatis. Pengemudi tidak tahu saat mesin hidup tetapi bisa dirasakan melalui setir dengan adanya sedikit getaran.

Begitu kecepatan dikurangi, misalnya menjelang lampu merah dengan mengendorkan tekanan terhadap pedal gas, pada kecepatan 45 km, mesin bensin mati. Mobil selanjutnya digerakkan oleh motor yang listrik yang mendapatkan energi dari baterai. Kendati demikian, AC dan perlengkapan lain tetap hidup.

Begitu, jalan lagi, motor listrik yang ditugaskan memutar roda. Torsi motor ini cukup besar, 207Nm. Alhasil, begitu gas ditekan, mobil langsung bergerak dengan cepat. Tak ada gejala spin ketika pedal diinjak mendadak.

Bila pedal gas ditekan lebih dalam lagi dan kecepatan terus naik, pada kecepatan 50 km/jam, mesin mesin bekerja lagi.

Sinergi Akselerasi
Saat berakselerasi, kendati pedal gas ditekan lebih dalam, bukan putaran mesin yang naik, tetapi motor listrik yang hidup. Jadi tidak ada tambahan jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke mesin untuk memperbesar tenaga.

Pada kondisi seperti ini, Prius memanfaatkan energi hasil “recovery” –nya. Tepatnya, terjadi sinergi antara mesin bensin dan motor listrik.

Saat mobil digunakan di jalanan macet, energi baterai lebih cepat terisi penuh. Energi baterai juga lebih cepat terkuras. Kondisi terendah baterai, dua baris. Kalau sudah begini, mesin bensin langsung hidup. EV pun tidak bisa berfungsi.

Tiga Mode
Tiga mode kerja Prius adalah “Power”, “ECO” dan “EV” dengan tombol berdekatan. Power Mode mobil digerakkan oleh mesin bensin dan motor listrik. Dengan kombinasi tersebut, ketika pedal gas ditekan, tenaga bertambah dan akselerasi terasa begitu responsif.

Setiap mode, mempengaruhi gerakan setir dan pedal gas yang langsung dirasakan oleh pengemudi.

Pada Power Mode, setir lebih berat. Begitu juga dengan gerakan pedal gas. Pada “ECO Mode”, tenaga mobil turun atau berkurang. Tenaga untuk menggerakan setir dan pedal gas lebih ringan. Sedangkan “EV Mode”, mobil melaju dengan mengandalkan energi dari batere. Ini hanya bisa dilakukan bila cukup energi di dalam baterai. Mobil pun bekerja dengan energi listrik murni.

Pada Prius yang dites KOMPAS.com, kecepatan maksimal EV hanya 45 km (di Inggris 31 km/jam atau 50 km/jam). Begitu, dicoba di atas 45 km/jam, muncul pesan “exceed speed” di layar informasi. Sedangkan jarak tempuh total dengan menggunakan batere bisa mencapai 1,8 km.

Bila energi baterai kurang, dan coba mengoperasikan “EV Mode’, muncul pesan di layar, “low battery”. Begitu kecepatan ditambah, langsung terjadi peralihan, dari EV ke sisem hibrida. Dalam hal ini mesin bensin jadi hidup.

Untuk mengirit konsumsi bahan bakar, pengemudi bisa menekan tombol “Eco Mode” secara manual. Menurut Toyota, dengan cara ini, konsumsi bahan bakar lebih irit berkisar 10 -1 5 persen.

* Kompas