Pasar otomotif nasional memang sedang lesu akhir-akhir ini, hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lambat. Meski begitu, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) tetap berniat untuk terus melakukan ekspor berbagai mobil Toyota ke sejumlah negara.
Ekspor kendaraan utuh (CBU/Complete Build up Unit) Toyota telah meningkat sebanyak 500 persen atau lima kali lipat dari ekspor sebelumnya. Pada tahun 2009 saja Toyota telah berhasil mengekspor mobil Toyota sebanyak 30.000 unit dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 160.000 unit.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh penambahan daerah tujuan ekspor yang baru sehingga semakin meningkatkan tingkat penjualan. Pada tahun 2012, TMMIN untuk pertama kalinya mengekspor mesin utuh ramah lingkungan berbasis bio-ethanol ke Argentina dengan volume rata-rata 600 unit per bulan. Ekspansi ekspor pun terus dilakukan hingga tahun 2013 memperluas negara tujuan ekspor IMV series berupa Fortuner dan Kijang Innova. Penambahan negara tujuan ini difokuskan ke negara-negara di kawasan Amerika Latin serta Kepulauan Karibia dan mampu mengekspor 600 unit per bulan.
Pada Februari tahun lalu, Toyota telah mengekspor Agya ke Filipina dengan volume sekitar 500 unit per bulan. Agya merupakan mobil LCGC (Low Cost Green Car) pertama yang diekspor Toyota dan merambah pasar internasional.
Selanjutnya pada bulan Maret di tahun yang sama, Vios menyusul sebagai sedan buatan Indonesia pertama yang diekspor. Ekspor Vios pun menunjukkan hasil yang memuaskan dengan total ekspor mencapai 1.500 unit per bulan. Tak berhenti sampai disitu, Vios terus diekspor dan berkembang hingga mencapai 3.500 unit per bulan.
Demi memenuhi permintaan pasar internasional yang terus meningkat, Toyota akhirnya mengekspor kendaraan utuh Toyota Avanza ke pasar Timur Tengah pada April 2014. Volume yang mampu diekspor Toyota Avanza mencapai sekitar 500 unit per bulan.
Peningkatan daya jual Toyota didukung oleh lengkapnya proses produksi dari mulai pengecoran blok mesin hingga perakitan menjadi kendaraan utuh. Untuk meningkatkan kedalam industri, TMMIN kini telah memiliki 5 fasilitas produksi yang berada di kawasan Sunter dan Karawang.
Ekspor kendaraan utuh (CBU/Complete Build up Unit) Toyota telah meningkat sebanyak 500 persen atau lima kali lipat dari ekspor sebelumnya. Pada tahun 2009 saja Toyota telah berhasil mengekspor mobil Toyota sebanyak 30.000 unit dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 160.000 unit.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh penambahan daerah tujuan ekspor yang baru sehingga semakin meningkatkan tingkat penjualan. Pada tahun 2012, TMMIN untuk pertama kalinya mengekspor mesin utuh ramah lingkungan berbasis bio-ethanol ke Argentina dengan volume rata-rata 600 unit per bulan. Ekspansi ekspor pun terus dilakukan hingga tahun 2013 memperluas negara tujuan ekspor IMV series berupa Fortuner dan Kijang Innova. Penambahan negara tujuan ini difokuskan ke negara-negara di kawasan Amerika Latin serta Kepulauan Karibia dan mampu mengekspor 600 unit per bulan.
Pada Februari tahun lalu, Toyota telah mengekspor Agya ke Filipina dengan volume sekitar 500 unit per bulan. Agya merupakan mobil LCGC (Low Cost Green Car) pertama yang diekspor Toyota dan merambah pasar internasional.
Selanjutnya pada bulan Maret di tahun yang sama, Vios menyusul sebagai sedan buatan Indonesia pertama yang diekspor. Ekspor Vios pun menunjukkan hasil yang memuaskan dengan total ekspor mencapai 1.500 unit per bulan. Tak berhenti sampai disitu, Vios terus diekspor dan berkembang hingga mencapai 3.500 unit per bulan.
Demi memenuhi permintaan pasar internasional yang terus meningkat, Toyota akhirnya mengekspor kendaraan utuh Toyota Avanza ke pasar Timur Tengah pada April 2014. Volume yang mampu diekspor Toyota Avanza mencapai sekitar 500 unit per bulan.
Peningkatan daya jual Toyota didukung oleh lengkapnya proses produksi dari mulai pengecoran blok mesin hingga perakitan menjadi kendaraan utuh. Untuk meningkatkan kedalam industri, TMMIN kini telah memiliki 5 fasilitas produksi yang berada di kawasan Sunter dan Karawang.