Pasar fleet (pertambangan) adalah segmen terbesar produk pick-up double cabin (DC). Fitur tambahan khususnya di pengamanan menjadi permintaan terbaru. Karena itu, PT. Toyota Astra Motor (TAM) - agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil Toyota — meluncurkan Hilux tipe G.
Sebelumnya, TAM mulai memasarkan Hilux dengan satu varian, yakni E Grade (single cab) di awal 2007. Hilux Tipe G lebih ditekankan pada unsur keamanan, seperti penambahan dual SRS airbag dan rem ABS. "Dengan berjalannya waktu, kami memasukkan produk ini," ujar Direktur Pemasaran TAM Joko Trisanyoto.
Selain tambahan fitur keamanan, Hilux Tipe G juga memiliki perubahan interior, antara lain analog combination speedometer dilengkapi optitron, audio 2 DIN, single CD dengan enam speaker, 4-spoke steering wheel, dan aksen silver pada dasbor dalam. Untuk eksterior, varian teranyar ini dilengkapi lampu kabut dengan bingkai krom dan bed liner untuk menghindari lecet yang biasa terjadi saat mengangkut barang.
Selain itu, untuk meningkatkan pengamanan, produk ini telah dilengkapi wireless door lock dan immobilizer. Ada tujuh pilihan warna, yakni white, silver metallic, beige metallic, dark green metallic, black mida, med grey metallic, dan blue metallic. Sejak Agustus silam tipe G yang semula dipatok Rp 313,2 juta, kini menjadi Rp 318,2 juta per unit (on the road Jakarta). Sedangkan Tipe E yang semula dibanderol Rp 294 juta per unit, sekarang menjadi Rp 299 juta per unit.
Harga jual Toyota Hilux Double Cabin yang terdongkrak Rp 5 juta per unit bukan karena faktor menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Kenaikan itu semata-mata dipicu melonjaknya NJKB (nilai jual kendaraan bermotor) yang menjadi acuan besaran pajak kendaraan bermotor di Depdagri.
Penetapan itu kemudian diteruskan ke biaya balik nama (BBN) kendaraan yang dibebankan ke setiap pembelian mobil baru kepada konsumen. "Jadi ada koreksi, atau kenaikan dari BBN pada Agustus dibanding bulan sebelumnya. Jadi, kenaikan bukan dari ATPM," kata Chief Operation PT. Astra International Tbk Toyota Sales Operation (Auto 2000) Jodjana Djody.
Menurut Djody, permintaan salah satu produk niaga Toyota ini terus membaik. Bahkan, daftar antrean pemesanan sudah menembus 2.010 unit. Maka, pihak Auto2000 meminta agar jumlah pasokan produk bisa ditambah lebih besar lagi karena besarnya permintaan di pasar. "Saat ini, kami menjual 100 unit per bulan, tapi jumlah order yang masuk sudah 500 unit. Untuk itu, kita mau minta tambahan pasokan hingga 300 unit per bulan, tapi baru disetujui 200 unit per bulan. Ya sambil dipelajari lagi," katanya.
Dari beberapa varian yang dibuat di Thailand, untuk konsumen Indonesia, Toyota memilih Hilux DC mesin turbo diesel intercooler (TDi), common rail dengan teknologi pemindah daya: 4x4 part time. Pilihan tersebut menjadikan Hilux DC unggul dalam beberapa hal daripada kompetitornya yang lebih dulu masuk ke Indonesia. Utamanya adalah tenaga.
Dibanding versi single cabin (SC), penampilan DC lebih gagah dan kekar. Penyebabnya, dimensi kendaraan ini secara keseluruhan lebih besar dibanding SC 460 mm, kecuali pada bak. Bak DC lebih pendek sekitar 460 mm. Desain gril dan lampu depan Hilux DC dan SC sama. Perbedaan di kap mesin. Untuk DC, kap mesin dilengkapi air scoop atau corong dan membuatnya tampil lebih macho.
Perbedaan lainnya adalah ukuran ban, jenis dan model velg. Meski sama-sama menggunakan ban 15, telapak DC lebih lebar, yaitu 255, sedangkan SC 205. Untuk velg, SC menggunakan pelat, sedangkan DC dari alloy. Tambahan lain adalah footstep aluminium yang dipasang di sisi kanan dan kiri.
Interior DC lebih mewah, kendati desain dasbor dan setir sama. Khusus dasbor, DC menggunakan dua warna (two tone) : hitam dan gading, sedangkan SC monoton, hitam. Perlengkapan interiornya yakni AC, audio 2DIN CD player dengan 4 speaker, sedangkan instrumen menggunakan model analog di dalam tiga lingkaran.
Karena Hilux DC direkayasa sebagai kendaraan untuk berbagai medan atau pekerja keras, Toyota memilih mesin diesel 3,0 liter. Di negara asalnya, Hilux DC punya dua pilihan mesin diesel, yaitu 2,5 liter dan 3,0 liter. Teknologi andalan dari mesin ini adalah common rail dan turbo intercooler yang diberi nama D4D (Direct 4-stroke Diesel Turbo Common Rail) oleh Toyota.
Dibanding pesaingnya, tenaga yang dihasilkan Hilux ini paling besar, yaitu 163 PS, sedangkan torsi 35 kgm. Hebatnya, torsi diperoleh pada putaran relatif rendah dan rata (flat), yaitu 1.400-3.400 rpm. Dengan karakteristik tersebut, mesin cocok untuk off-road dan medan yang banyak tanjakan. Mesin juga cenderung irit karena untuk mendapatkan traksi, tidak perlu menginjak pedal dalam-dalam (putaran tinggi).
Fitur lain mesin yakni intercooler untuk mendinginkan udara yang diisap oleh turbin sebelum dipasok ke dalam mesin. Dengan cara ini, kerja mesin lebih efisien karena suhunya bisa dijaga relatif rendah.
Untuk turbo, digunakan teknologi variable nozzle sehingga kemampuan kerjanya efektif mulai dari putaran rendah dan tinggi. Fenomena turbo lag atau lelet pada putaran rendah dapat dicegah. Sebaliknya, saat mesin bekerja pada putaran lebih tinggi, putaran turbo yang berlebihan juga bisa dicegah. Dengan cara ini, daya tahan turbo jadi lebih baik.
Untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda, Toyota menggunakan transmisi manual lima percepatan. Dari transmisi tenaga mesin diteruskan ke transfer case yang bekerja dengan sistem part time. Dengan cara ini, mobil bisa bekerja dari sistem 4x4 (off-road) ke 4x2 (on-road) atau sebaliknya.
Sementara untuk mengoperasikan transfer case dilakukan secara manual dengan posisi H2, H4, N, dan L4. Perpindahan dari 4x2 ke 4x4 dapat dilakukan sambil jalan, tapi harus di bawah kecepatan 80 km per jam. Sedangkan, pengalihan H4 ke H2 dapat dilakukan pada setiap kecepatan.
Untuk suspensi depan, Toyota menggunakan double wishbone dengan per koil plus penstabil, sedangkan untuk roda belakang, digunakan per daun. Tambahan lain adalah setir dengan bantuan tenaga hidraulik atau power steering, sedangkan rem depan cakram dan belakang teromol.
Selain tambahan fitur keamanan, Hilux Tipe G juga memiliki perubahan interior, antara lain analog combination speedometer dilengkapi optitron, audio 2 DIN, single CD dengan enam speaker, 4-spoke steering wheel, dan aksen silver pada dasbor dalam. Untuk eksterior, varian teranyar ini dilengkapi lampu kabut dengan bingkai krom dan bed liner untuk menghindari lecet yang biasa terjadi saat mengangkut barang.
Selain itu, untuk meningkatkan pengamanan, produk ini telah dilengkapi wireless door lock dan immobilizer. Ada tujuh pilihan warna, yakni white, silver metallic, beige metallic, dark green metallic, black mida, med grey metallic, dan blue metallic. Sejak Agustus silam tipe G yang semula dipatok Rp 313,2 juta, kini menjadi Rp 318,2 juta per unit (on the road Jakarta). Sedangkan Tipe E yang semula dibanderol Rp 294 juta per unit, sekarang menjadi Rp 299 juta per unit.
Harga jual Toyota Hilux Double Cabin yang terdongkrak Rp 5 juta per unit bukan karena faktor menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Kenaikan itu semata-mata dipicu melonjaknya NJKB (nilai jual kendaraan bermotor) yang menjadi acuan besaran pajak kendaraan bermotor di Depdagri.
Penetapan itu kemudian diteruskan ke biaya balik nama (BBN) kendaraan yang dibebankan ke setiap pembelian mobil baru kepada konsumen. "Jadi ada koreksi, atau kenaikan dari BBN pada Agustus dibanding bulan sebelumnya. Jadi, kenaikan bukan dari ATPM," kata Chief Operation PT. Astra International Tbk Toyota Sales Operation (Auto 2000) Jodjana Djody.
Menurut Djody, permintaan salah satu produk niaga Toyota ini terus membaik. Bahkan, daftar antrean pemesanan sudah menembus 2.010 unit. Maka, pihak Auto2000 meminta agar jumlah pasokan produk bisa ditambah lebih besar lagi karena besarnya permintaan di pasar. "Saat ini, kami menjual 100 unit per bulan, tapi jumlah order yang masuk sudah 500 unit. Untuk itu, kita mau minta tambahan pasokan hingga 300 unit per bulan, tapi baru disetujui 200 unit per bulan. Ya sambil dipelajari lagi," katanya.
Dari beberapa varian yang dibuat di Thailand, untuk konsumen Indonesia, Toyota memilih Hilux DC mesin turbo diesel intercooler (TDi), common rail dengan teknologi pemindah daya: 4x4 part time. Pilihan tersebut menjadikan Hilux DC unggul dalam beberapa hal daripada kompetitornya yang lebih dulu masuk ke Indonesia. Utamanya adalah tenaga.
Dibanding versi single cabin (SC), penampilan DC lebih gagah dan kekar. Penyebabnya, dimensi kendaraan ini secara keseluruhan lebih besar dibanding SC 460 mm, kecuali pada bak. Bak DC lebih pendek sekitar 460 mm. Desain gril dan lampu depan Hilux DC dan SC sama. Perbedaan di kap mesin. Untuk DC, kap mesin dilengkapi air scoop atau corong dan membuatnya tampil lebih macho.
Perbedaan lainnya adalah ukuran ban, jenis dan model velg. Meski sama-sama menggunakan ban 15, telapak DC lebih lebar, yaitu 255, sedangkan SC 205. Untuk velg, SC menggunakan pelat, sedangkan DC dari alloy. Tambahan lain adalah footstep aluminium yang dipasang di sisi kanan dan kiri.
Interior DC lebih mewah, kendati desain dasbor dan setir sama. Khusus dasbor, DC menggunakan dua warna (two tone) : hitam dan gading, sedangkan SC monoton, hitam. Perlengkapan interiornya yakni AC, audio 2DIN CD player dengan 4 speaker, sedangkan instrumen menggunakan model analog di dalam tiga lingkaran.
Karena Hilux DC direkayasa sebagai kendaraan untuk berbagai medan atau pekerja keras, Toyota memilih mesin diesel 3,0 liter. Di negara asalnya, Hilux DC punya dua pilihan mesin diesel, yaitu 2,5 liter dan 3,0 liter. Teknologi andalan dari mesin ini adalah common rail dan turbo intercooler yang diberi nama D4D (Direct 4-stroke Diesel Turbo Common Rail) oleh Toyota.
Dibanding pesaingnya, tenaga yang dihasilkan Hilux ini paling besar, yaitu 163 PS, sedangkan torsi 35 kgm. Hebatnya, torsi diperoleh pada putaran relatif rendah dan rata (flat), yaitu 1.400-3.400 rpm. Dengan karakteristik tersebut, mesin cocok untuk off-road dan medan yang banyak tanjakan. Mesin juga cenderung irit karena untuk mendapatkan traksi, tidak perlu menginjak pedal dalam-dalam (putaran tinggi).
Fitur lain mesin yakni intercooler untuk mendinginkan udara yang diisap oleh turbin sebelum dipasok ke dalam mesin. Dengan cara ini, kerja mesin lebih efisien karena suhunya bisa dijaga relatif rendah.
Untuk turbo, digunakan teknologi variable nozzle sehingga kemampuan kerjanya efektif mulai dari putaran rendah dan tinggi. Fenomena turbo lag atau lelet pada putaran rendah dapat dicegah. Sebaliknya, saat mesin bekerja pada putaran lebih tinggi, putaran turbo yang berlebihan juga bisa dicegah. Dengan cara ini, daya tahan turbo jadi lebih baik.
Untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda, Toyota menggunakan transmisi manual lima percepatan. Dari transmisi tenaga mesin diteruskan ke transfer case yang bekerja dengan sistem part time. Dengan cara ini, mobil bisa bekerja dari sistem 4x4 (off-road) ke 4x2 (on-road) atau sebaliknya.
Sementara untuk mengoperasikan transfer case dilakukan secara manual dengan posisi H2, H4, N, dan L4. Perpindahan dari 4x2 ke 4x4 dapat dilakukan sambil jalan, tapi harus di bawah kecepatan 80 km per jam. Sedangkan, pengalihan H4 ke H2 dapat dilakukan pada setiap kecepatan.
Untuk suspensi depan, Toyota menggunakan double wishbone dengan per koil plus penstabil, sedangkan untuk roda belakang, digunakan per daun. Tambahan lain adalah setir dengan bantuan tenaga hidraulik atau power steering, sedangkan rem depan cakram dan belakang teromol.