Penjualan Mobil 2009, Turun atau Naik ?

Penjualan Mobil 2009Siapa bilang Indonesia krisis? Laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tentang penjualan mobil dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepanjang 2008 sebanyak 607.151 unit langsung bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Sebuah prestasi gemilang telah dicapai indusri otomotif di Indonesia. Padahal, dua bulan menjelang tutup tahun 2008, krisis global yang menghantam Amerika dan Eropa, sudah mulai dirasakan dampaknya di Indonesia. Sejumlah pakar dan analis ekonomi pun sibuk mengeluarkan pernyataanya.

Pemerintah, swasta, mulai berancang-ancang untuk mengencangkan ikat pinggang. Tak terkecuali pengambil keputusan di industri otomotif, mereka mulai ragu bahkan pesimis, target yang mereka tetapkan di awal tahun sebanyak 600 ribu unit akan tercapai. Presiden Direktur PT. Toyota Astra Motor (TAM), Johnny Darmawan hanya berani menyebut 500 ribu unit hingga akhir tahun. Namun, di penghujung tahun, fakta berbicara lain.

Pasar otomotif di Indonesia memang unik. Meski bukan kebutuhan primer, grafik penjualannya nyaris tak pernah drop. Tak terpengaruh tren kenaikan harga berbagai sektor yang mengitarinya, juga krisis. Dibanding tahun 2007, yang hanya terjual 434.473 unit berarti pada 2008 terjadi kenaikan penjualan sebesar 40 persen.

Harga BBM boleh naik, turun. Harga komoditas lain, termasuk produk-produk otomotif, juga boleh melonjak. Pertumbuhan ekonomi makro pun boleh saja melambat. Tapi, di tengah impitan situasi itu, industri otomotif tetap mampu melenggang.

Apa yang terjadi sepanjang 2008 menunjukkan itu. Namun, menghadapi tahun baru 2009, banyak kalangan pesimistis dengan kondisi industri otomotif Nasional. Penyebabnya apa lagi kalau bukan krisis keuangan plus kenaikan harga mobil per Januari yang berkisar 5%-15%.

Bahkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) baru-baru ini mengatakan pasar otomotif akan turun sekitar 30% karena krisis ekonomi global.

Gejala itu sudah mulai dirasakan pada dua bulan terakhir menjelang 2008. Bahkan, periode Desember merupakan angka penjualan terendah sepanjang 2008.

Dengan melihat situasi ekonomi global dan domestik saat ini, beberapa ATPM memperkirakan penjualan 2009 hanya sekitar 400.000-420.000 unit, atau turun sekitar 33 persen. Sebuah penurunan yang sangat besar dan akan mengurangi jam kerja pabrik mobil dan komponen pendukungnya.

Lantas apa yang akan dilakukan para ATPM untuk mengatasi ancaman kemelorotan penjualan ini? Banyak cara memang, namun tim marketing para ATPM harus punya segudang ide kreatif, salah satunya mungkin dengan cara memberikan bonus bagi para calon konsumen agar tertarik untuk membeli produk yang mereka jual.

Menanggapi tren penurunan penjualan di 2009, Ketua Umum Gaikindo Bambang Trisulo mengatakan penurunan BI rate 0,25% menjadi 9,25% akan berpengaruh, walaupun akan terasa beberapa bulan kemudian.

Yang pasti, tambah Bambang, semua pihak harus saling bahu membahu. Apalagi, industri otomotif kini jadi motor pendorong perekonomian Nasional. Mata rantai bisnis pendukung industri otomotif, mulai manufaktur komponen, kendaraan itu sendiri, jaringan distribusi dan layanan purna jualnya, sampai bengkel perawatan, ikut menikmati pertumbuhan itu.

Karena itu Gaikindo minta perbankan segera menyesuaikan suku bunga pinjamannya setelah BI Rate diturunkan 0,50 basis poin menjadi 8,75 oleh Bank Indonesia. "Buat otomotif penurunan BI Rate kedua kalinya dalam waktu tidak terlalu jauh merupakan tren menguntungkan. Namun hal tersebut belum langsung berdampak pada penjualan otomotif karena semua tergantung kesedian perbankan menurunkan suku bunga pinjaman," kata Bambang.

Akan seperti apakah pasar otomotif pada 2009 ini? Apakah setelah menikmati prestasi gemilang lantas kemudian terjerembab ke lembah jurang? Tidak usah pesimis, karena pasar otomotif di Indonesia nyaris tak pernah terusik krisis.


Komentar